Minggu, 23 November 2014

[ Review Novel ] Down the Little Abbey

Judul Buku   :  Down the Little Abbey
Pengarang    :  Ginger Elyse Shelley
ISBN         :  978-602-8597-79-1


Adelfo bertemu dengan seorang gadis kecil di halaman gereja: Abbey Lee Talbot, seorang gadis yatim piatu yang sedang mengobrol dengan kelinci itu menjadi sahabat karib Adelfo dalam pertemuan-pertemuan langka mereka.

Kisah persahabatan sederhana yang mais dan tulus antara pangeran kecil yang kesepian dan seorang gadis kecil berhati lembut, Keduanya menghantarkan cinta kepada setiap sudut yang mereka lalui; menceriakan istana, membahagiakan anak-anak gereja, dan menyatukan cinta kakak Adelfo dengan Suster Roberta, seorang biarawati yang tinggal di gereja bersama Abbey. 


***

Pertama tama mau ngucapin banyak terimakasih untuk Sang Penulis tercinta yang sangat baik hati, cantik dermawan, gemar menabung, rajin berkebun dan suka menabung ini dulu karena dengan ketulusan hatinya telah mengirimkan buku ini ke rumahku.




Sebelum membahas isi bukunya, mau protes sama salah satu kekurangan dari buku ini dulu. Cover bukunya terlalu putih bersih meeennn. Jadinya kan cepet kotor trus keliatan banget gicyuuu :( Buat yang udah biasa begitu dapet buku baru langsung sampul mah tak masalah. Beda dengan diriku yang pemalas ini :(




Diluar bentuk fisik cover buku. Secara keseluruhan cerita Down the Little Abbey ini sangat unyu unyu. 
Kisah tentang perkenalan pertama kali antara Abbey dan Bocah Kelinci nya mengantarkan kita pada pertemuan-pertemuan manis berikutnya. 
Siapa yang menyangka kalau Abbey si anak aneh--yang suka ngobrol bareng tanaman dan hewan--bakalan jadi sahabat baiknya Adelfo d'Or yang tak lain tak bukan adalah seorang Pangeran Muda dari Negeri nya sendiri. Dan aku cukup ngakak waktu bagian Abbey baru tau siapa jati diri Adelfo sebenarnya.

Setting cerita diambil di Negeri antah berantah yang buat kita seperti lagi baca cerita-cerita dongeng ringan sebelum tidur.
Iya, ini emang cerita ringan. Enggak ada konflik berat sama sekali. Ceritanya murni tentang sebuah persahabatan yang tulus antara dua makhluk Tuhan yang masih polos-polos.
Meski begitu, aku tetep suka alurnya. Buat aku--yang biasa baca novel teen fiction, atau malah thriller--Novel ini lumayan buat penyegaran dan objek mimpi indah malam harinya.

Gaya bahasanya juga mudah dipahami walaupu tetep kayak bahasa terjemahan--bahasa terjemahan kan emang udah ciri khas sang penulis--tapi penyampaiannya jelas. Negeri yang entah berada dimana inipun malah terasa di depan mata. Bermain-main dengan imajinasi kita bagaimana hidup di Istana dan buatku yang cuma ngerti dikit-dikit soal kehidupan gereja pun bisa ngebayangin kehidupan mereka yang penuh suka cita di Gereja.

Dibuku ini penulisnya sangat amat rendah diri sekali. Tapi enggak apa-apa lah, catatan kaki - catatan kakinya itu lumayan menghibur.

Dan.. OH YA! Ini bagian yang paling penting yang sebenernya mau aku bahas di Resesiku kali ini! Soal adegan... Adegan... Adegan.... Pe... Pelembab Bibir Sugarplum.
JIAAAHHH EMANG DEMEN AMA YANG BEGINIAN WUAKAKAK.

Jadi ni ya, menurut Pakar Adegan Romance Novel Remaja. *cielah* Adegan kissing mereka itu romantis sekaliii. Bukan didasari cinta apalagi nafsu belaka. Hati mereka yang masih seputih kertas itu menunjukkan kalau itu ciuman tanda persahabatan. Sensasi yang terjadi saat kejadian juga menunjukkan perasaan lain yang mulai tubuh ditengah ikatan persahabatan mereka. Ciuman itu juga pengekspresian akan tanda sayang satu sama lain yang tak sempat diucap bibir mungil masing-masing.

Kini mari kita beralih ke karakter kedua tokoh utama...
Karena aku baca Wonderworks duluan, jadi pendapatku agak mengacu kesana.
Adelfo d'Or disini ituuuu gimana yaaa... Gombal abieezzz, modus benget diamah. Beda banget sama Pak Guru tukang depresi di Wonderworks.
'Adelfo' dan 'tertawa' itu selalu berada dalam satu kalimat.
Sedangkan di Wonderworks, boro boro ketawa, 'Adelfo tersenyum' aja bisa dihitung pake jariii. Boleh ayuk kita garis bawahi coba.
Jadi yang jelas, disini Adelfo itu anak manizz yang baik hati.

Kedua, Abbey Lee Talbot. Disini, dia enggak jauh beda sama yang di Wonderworks kok, cuma terkesan lebih lembut dan pemalu aja. Trus kebaikan hatinya berkali-kali lipat lebih besarrr. Tetap seperti Abbey Lee Talbot yang selalu siap menyuguhkan bahunya sebagai tempat penampung keluh kesahnya Adelfo. Unyu nya mereka :3



"When Abbey was knitting, and the prince was asleep.
 There suddenly appeared a delicate light of devine.
  Upon curiosity, Abbey and the prince touch it.
Then suddenly, 
Alittle girl transported into prince's chamber!"

Yang jelas, Novel ini enggak bisa dibaca cuma sekali seumur hidup.
Kalo bisa, tiap malem mau aku baca untuk pengantar tidur.
Dan juga, setelah baca Novel ini, makin semangat cari Au dessus de la tour Eiffel! Lebih gampang dicari kali ya, kan lebih baru terbitannya. Hehe. Semoga aja deh.

Terimakasih telah membaca.
Byeeee....
*Kecup Basah Pipi Adelfo


Sabtu, 15 November 2014

Fan Art - Let Go

Chibi Parade!





~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~







  


Senin, 10 November 2014

[ Resensi Novel ] Fantasteen - Teru Teru Bozu


Judul        : Teru Teru Bozu
Penulis     : Ziggy Z.
Penerbit    : DAR Mizan
ISBN       : 978-602-242-481-9
Sinopsis    :
     
Kamu pernah mendengar tetang teru teru bozu?
Atau kamu menggantung satu boneka itu di depan jendela kamarmu?
Tentunya kamu tahu untuk apa benda itu disana.
Namun aku yakin, kamu tidak pernah menyangka cerita mengerikan apa yang bisa teru teru bozu hamparkan di hadapanmu.
Kamu mungkin akan terkesiap ketika tahu teru teru bozu di sekolahku punya kisah yang berbeda.
Lupakan teru teru bozu sebagai boneka pengusir hujan.
Di sekolahku, teru teru bozu meminta nyawa.
Kalau kamu berani membaca buku ini, kamu harus siap menemukan sesosok tubuh tersembunyi di balik kain putih yang berkibar.
Bukan isian bulu angsa atau kain perca.




Finally! Kak Ziggy kembali mengeluarkan buku fantasteen nya. Yeay!
Setelah dibuat terkagum-kagum dengan Wonderworks dan merinding disko dengan Lucid Dream. Buku ini punya sensasi yang beda! Menegangkan! Seru! Dan sama seperti buku-buku kak Ziggy sebelumnya yang Unpreddictabel!
Aku sendiri tahu Teru Teru Bozu udah lama berikut lagu Kagome yang sampai mati enggak bakalan mau aku dengerin lagi! 
Begitu tau kak Ziggy bikin cerita dengan tema boneka penuh misteri ini, ekspresiku jelas langsung heboh! Kak Ziggy pasti bakalan ngasih kejutan-kejutan yang enggak pernah aku sangka di buku ini! 
Harus sabar nunggu belinya karena sedang dilanda bencana Ulangan Tengah Semester.
Tapi akhirnya sekarang aku memilikinya. Yeay!
Dan disinilah dimulainya petualangan seru itu.

Kagome Niwa, melewati tahun ajaran barunya dengan sederet misteri yang menghantui sekolahnya. Satu per satu siswa sekolahnya terbunuh mengenaskan. Semua mayat ditemukan terbungkus kain putih dan tergantung diatas menyerupai boneka Teru Teru Bozu.
Satu per satu pula, fakta-fakta pengait semua kejadian mulai mereka--Kagome, Hibari, Maki--temukan.
Pembunuhan selalu terjadi saat hujan, korban-korban yang terbunuh memiliki arti nama berkaitan dengan 'burung' , pembunuhan terjadi di tempat-tempat yang memiliki cerita hantu di sekolah mereka, belum lagi pertemanan mereka dengan cowok mencurigakan, Takanashi, yang memiliki mata sebiru lidah api.

Saat akhirnya kita sudah menduga-duga siapa pelakunya, Kak Ziggy dengan lincahnya memutar balikkan fakta berikut penjelasan-penjelasan dibab akhir yang sukses membuat mataku melebar.
Aku harus membolak-balik halaman sebelumnya dan diakhiri dengan 'Oh iya ya, bener juga.'
Kita harus memperhatikan hal-hal kecil yang bahkan terasa sepele padahal itu bisa dijadikan petunjuk untuk pembuka misteri.

Benar dugaanku sebelumnya, Kak Ziggy berhasil menciptakan kejutan-kejutan menarik dibuku ini. 
Berhasil juga buat aku makin menghindari lagu Kagome 
Dan sialnya, sekarang musim hujan. Oh God. Untung lebih milih gantungin jemuran depan jendela daripada gantungin boneka Teru-Teru Bozu. 

Buku ini bikin penasaran setengah mampus setiap membalik halamannya. Berhasil buat kita merasakan ketegangan demi ketegangan yang disuguhkan. Bener-bener berasa lagi di Jepang dan membantu mereka menyelesaikan kasusnya. Keseruan dan kengerian yang dialami para tokoh terasa sangat nyata.

*Bukan berarti aku menganggap kasus ini seru dan berharap di sekolahku ada kejadian seperti ini. Amit-amit deh. Ada juga para korban dibunuh menyerupai Ondel-Ondel ntar*

Yang jelas sih, Kak Ziggy lagi-lagi berhasil bikin cerita dengan plot yang unik dan enggak terduga. Menciptakan tokoh-tokoh dengan kepribadian unik berikut misteri dibalik kehidupan mereka masing. 
Iya emang, setelah Adelfo dan Chris Locket. Hatiku kini jatuh padamu, Hibari.

Bye bye Pak Guru.
*Aku sedih bang, sampe sekarang belom nemu Down Little Abbey sama Au-Dessus De La Tour Eiffel*
*Kedip kedip genit ke Kak Ziggy*
*Kode biar dilempar satu Down Little Abbey nya*
*Belom lagi yang katanya mau ada Wonderworks Prodigy*
*Mati aja aku Bang, bisa sampe kudet begini*

Bye Bye juga Nathan... 
*Loh, lagi ngomongin fantasteen ya*
*Ah, yang penting aku tetap disini menghibur dan membantu kesembuhanmu, Mas Nathan.*
*Sedih loh, katanya produksimu diberhentikan*
*Nagis dipojokan kamar*
*Cakar cakar tembok*
*Peluk buku The Other Side erat-erat*

Sepertinya Resensi ini telah menyeleweng dikarenakan kehadiran beberapa oknum perusuh yang tidak pada tempatnya.
Kalau begitu, mari kita akhiri.

Wassalam