Rabu, 16 September 2015

[Resensi Novel] In Between


Judul : In Between

Penulis : Angelique Puspadewi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

ISBN : 978-602-03-1354-2

Tahun Terbit : 2015

Jumlah halaman : 224 halaman

Bagi Adelita, hanya Alvaro yang bisa membuat dunianya berwarna. Membuatnya jatuh cinta hingga tergila-gila. Tetapi karena pria itu atasannya di kantor, Adelita merasa minder. Mana mungkin Alvaro membalas perasaannya? Akhirnya Adelita malah menjodohkan Alvaro dengan sahabat baiknya, Keyla.

Tetapi ketika Alvaro jadian dengan Keyla, Adelita malah terjebak dilema. Antara bahagia menyaksikan kemesraan dua orang yang dia sayangi dan benci karena tak berdaya menanggung derita patah hati.

Namun, bagaimana jika ternyata Alvaro juga memendam perasaan yang sama terhadap Adelita?


"Membohongi diri sendiri lebih sakit dari cinta tak berbalas."
***
Hal pertama yang saya pikirkan saat melihat cover buku ini tersebar di twitter adalah "Serius, nge pink lagi?" Lalu senyum-senyum sendiri. Setelah puas dengan The Rising Star yang resensinya bisa dilihat disini, saya ingin menyelami lebih jauh tentang gaya kepenulisannya yang nyaman dibaca, mudah dicerna, dan selalu sukses bikin cengiran lebar di bibir.

Baca ini berasa nonton drama-drama romance tentang percintaan antara Bos dan Sekretarisnya. Namun dengan kemasan yang lebih menarik dan konflik batin yang lebih mengena di hati. Di awal cerita, kita sudah disuguhkan dengan segala kesempurnaan Alvaro dan betapa terobsesinya Adelita pada bosnya yang super menawan itu.

Cidaha alias Cinta Dalam Hati itu terus berlanjut sampai suatu hari Keyla, sahabat lama Adelita datang melamar di perusahannya. Keyla, yang juga sama menawannya dengan atasannya, membuat sebuah ide gila muncul di benak Adelita. Sama-sama nyaris sempurna. Sama-sama habis patah hati. Sama-sama single. Kenapa tidak dipersatukan?

Konflik mulai bergulir saat naluri dan pikiran Adelita tak sejalan. Di masa-masa perjodohan itu, terjadi pergolakkan batin padanya, belum lagi datang Pak Edward dan sekretarisnya, Arimbi. Yang rasanya makin memperumit suasana. Membuat Adelita harus berpikir ulang seribu kali sebelum mengambil beberapa keputusan. Bahkan, saat sudah dirasanya itulah pilihan terbaik, hatinya selalu kembali didera bimbang.


Pertama-tama saya ingin membahas kekurangan buku ini. Di halaman-halaman awal, perkenalan tokoh Adelita terkesan bertele-tele dan membosankan untuk dibaca, meski begitu, hal ini menguntungkan disatu sisi, penokohannya menjadi lebih kuat. Malah, Alvaro yang menjadi peran utama kedua kelihatannya kurang matang pendeskripsian karakternya.
Kemudian, ada beberapa typo yang mudah ditemukan namun tak jadi masalah karena tidak terlalu mengganggu proses membaca.
Dan pertama-pertama baca dialog Adelita dan Alvaro pakai aku-kamu tuh, agak aneh, ya. Ah tapi enggak masalah, lama-kalamaan, chapter by chapter malah terkesan manis dan unyu-unyu kalau dibaca :) Itu kan berarti menunjukkan betapa perhatiannya Al pada Adelita.
Di luar itu semua, buku ini menunjukkan ketidak penurunan kualitas menulis Kak Angel.
 Meski memiliki rasa yang berbeda dengan kakak-kakak nya, buku ini tetap bisa menunjukkan jati diri kepenulisan Kak Angel.


Kemudian, yang saya suka dari buku ini selain gaya kepenulisannya yang mudah dicerna, adalah penggambaran tokoh Adelita yang menurut saya adalah seorang cewek super yang sanggup menganggung sakit berkali-kali karena orang yang sama, meski agak-agak ganjil dengan ide perjodohan itu, tapi saya juga sadar, cinta itu buta, dan saking besarnya cinta Adelita pada Alvaro, apa saja akan dilakukannya, sama halnya dengan Alvaro yang menerima perjodohan itu juga agar selalu dekat dengan Adelita, kan?

"Aku mengulum senyum.Setengah bahagia mendengar janjinya. Setengah lagi menangis ditinggalkannya."

Menurutku, puncak pergolakkan batinku itu di bagian Alvaro menyatakan perasannya. Aihh, itu agak-agak pedih, ya.
Karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, Adelita memilih untuk membohongi perasannya. Demi sahabatnya, dan demi cintanya. Meski ia tahu ia akan menyiksa dirinya, namun pilihan itu tetap diambilnya, dan membuahkan hasil yang manis pada akhirnya.

"Selama ini aku selalu menyukaimu. Tidak, bukan suka, melainkan cinta. Namun aku terlalu pengecut untuk mengakuinya."



Well, paling senang sih bahas soal ending yang bikin saya bertanya-tanya juga dengan kemunculan Mike. Saya rasa, sudut pandang Keyla sangat berguna disini untuk menjawab semua tanya di bab-bab awal. Tentang kedekatannya dengan Alvaro, tentang perasannya, tentang persahabatannya, dan jelas tentang kehadiran Mike.
Lumayan seru juga ya ternyata ngerjain Adelita dengan manas-manasin dan bikin cemburu. Sampai nahan-nahan pipis gitu loohh :D
Saat menutup halaman terakhir buku ini, saya tersenyum puas. Meski sudah dapat membayangkan ending nya sejak awal, namun ternyata eksekusinya lebih dari bayangan awal. Lebih manis, dan lebih menyentuh. Rasanya, saya malah ikut merasakan kelegaan yang Adelita dapatkan. Bagaimana akhirnya cintanya dapat kembali direngkuh, seutuhnya, tanpa hambatan, dan kebohongan.

"Berani mengambil risiko untuk kembali bersama meski sadar hati yang koyak selalu meninggalkan bekas luka."


Dan, eh,
Kak Angel suka banget bikin tokoh yang namanya dari 'A' ya?
Ah, namaku juga dari A, bisa kali lempar satu jodoh dari tokohmu, Kak. Juna gitu misalnya ;))


 Terima kasih telah membaca resensi ini,
Sekian.
Wassalam